BALIKPAPANUPDATE – Dikesempatan peletakan batu pertama pembangunan Gereja Bethel Indonesia (GBI) Jemaat Kasih Kristus Simpang Raya, Barong Tongkok dan Gereja Pantekosta di Indonesia Jemaat Ekklesia Sekolaq Darat, Wakil Gubernur Kaltim H Hadi Mulyadi mengenang kembali kisah lama.
Khususnya bernostalgia mengingat kenangan kakeknya yang pernah tinggal di Kecamatan Sekolaq Darat, Kabupaten Kubar kurang lebih tiga tahun. “Datang ke Kutai Barat ini, khususnya di Sekolaq Darat mengingatkan saya dengan kakek saya. Kakek saya lumayan lama tinggal di sini, kurang lebih tiga tahun. Jadi, saya juga bagian dari orang Kutai Barat yang mayoritas Dayak dan Kutai,” ucapnya bernostalgia disambut tepuk tangan jamaat gereja dan masyarakat setempat.
Wagub Hadi bersyukur dan bangga bisa menjadi bagian warga Kutai Barat, khususnya Sekolaq Darat.Dia pun mengungkapkan masyarakat Dayak adalah orang yang gigih, pekerja dan selalu menjaga kedamaian. Karenanya, ketika tahun 50an, kakek orang nomor dua Benua Etam ini berani untuk mengabdi sebagai ASN di lingkungan Dinas Pangan Provinsi Kaltim di Sekolaq Darat.
“Meski masih belum banyak penduduk, jaringan komunikasi belum ada, apalagi listrik. Tapi, kakek saya berani tinggal di Kutai Barat. Ternyata, warga Kutai Barat ramah-ramah. Makanya, kakek saya tenang tinggal di sini,” kisah suami Hj Erni Makmur ini mengingatkan seluruh warga Kutai Barat khususnya Kecamatan Sekolaq Darat.
Bagi Wagub Hadi, pembangunan gereja ini sebagai simbol kehidupan beragama yang baik. Untuk itu, pemerintah sebagai pembina umat beragama sudah menjadi kewajiban untuk memberikan pelayanan kepada umat beragama, diantaranya membantu dan mendukung pengembangan ibadah seluruh umat beragama. “Pemerintah tidak membedakan agama. Ini semua bagian dari keberagaman umat beragama, saling membantu. Sehingga hidup rukun tetap terjaga. Kondusifitas daerah pun terwujud,” pesannya. (ADV/Kominfo Kaltim)