BALIKPAPANUPDATE – Kondisi geografis Desa Muara Siran, Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara, memiliki luas wilayah total 42,201 hektare berupa hamparan datar sebagian besar wilayah terendam air.Sekitar 80 persen wilayah desa berupa hutan rawa sekunder (Gambut) dan sungai-sungai kecil. Dan memiliki destinasi wisata unggulan berupa Danau Muara Siran seluas 1.471 hektare.
Desa Muara Siran dikenal Desa Gambut dan warganya terus berupaya menjaga kelestarian alam, sehingga ekonomi selaras dengan lingkungan.Selain berprofesi sebagai nelayan pencari ikan di sungai dan rawa-rawa (Gambut) dengan produksi hingga 30 ton per pekan (ketika musim air pasang), aktivitas warga Desa Muara Siran sebagai petani sarang walet dan saat ini terdapat 500 rumah walet. Termasuk beternak kerbau di area sungai dan danau, serta pembuat arang.
“Usaha warga kami disini beraneka macam,” jawab Sekretaris Desa Muara Siran Mutawi, saat diwawancarai tim peliputan Biro Adpim Setda Prov Kaltim dan awak media program FCPF-CF di Kaltim, belum lama ini.Meski awalnya, ujarnya, kegiatan usaha diarahkan ke ekonomi kreatif, namun atas binaan perusahaan sekitar diarahkan kepada kegiatan berkaitan jasa lingkungan.
Seperti mengoptimalkan pengelolaan lingkungan untuk pariwisata (memanfaatkan kondisi alam, aktifitas masyarakat dan Danau Muara Siran), juga budidaya ikan dan keramba ikan, serta usaha sarang walet.Akhirnya, kegiatan usaha masyarakat sebutnya, tidak semata bergantung pada mencari ikan (nelayan), tetapi berbagai usaha lainnya yang dilakoni para bapak-bapak, ibu-ibu rumah tangga dan pemuda, termasuk membuat arang yang harus diawali dengan menanam pohon kayu bahan arangnya (kayu Halaban).
“Sehingga tadinya, warga kita kalau saat sulit untuk mencari ikan bisa tidak ramah lingkungan (membakar gambut), tapi seiring meningkat kesejahteraannya (usaha sarang walet dan wisata), maka kegiatan warga lebih banyak ramah lingkungan,” jelasnya. (ADV/Kominfo Kaltim)