Dirinya menjelaskan selama ini sekolah favorit seperti SMP 1, SMA 1 dan SMK 1 hanya diisi oleh siswa pilihan berdasarkan nilai tertinggi namun seiring berjalannya waktu orang tua siswa yang berdomisili sekitar sekolah tersebut protes yang ingin anaknya bersekolah disekolah favorit, kondisi tersebut membuat perubahan aturan dengan penerapan sistem zonasi “sehingga diubah menggunakan sistem zonasi yang menguntungkan murid yang berada di dekat sekolah untuk merasakan kualitas pendidikan, tentunya ada masalah anak-anak yang mempunyai nilai baik”, Ujar Aminuddin.
Sistem zonasi dibuat kembali muncul polemik yaitu tidak meratanya jumlah sekolah di Kota Balikpapan dimana jumlah anak sekolah lulus SD dan sekolah yang tersedia SMP tidak seimbang begitu pula yang terjadi saat lulus SMP dan ketersediaan SMA yang tidak merata, meskipun Wali Kota telah membuat kebijakan di setiap sekolah dengan kuota nilai namun ternyata dampaknya tidak seberapa “tentu kami sebagai anggota DPRD selalu menekankan kepada pemerintah kota Balikpapan untuk memperbanyak rumbel (ruang belajar) karena dengan rumbel itulah yang bisa mengatasi persoalan. Dan perlu kita sadari sekolah swasta banyak yang kesulitan mendapatkan murid, saya meminta pemerintah mengakuisisi sekolah swasta agar dapat dibuat gratis”, Ujar Aminudin.
Melalui RPJMD wali Kota Balikpapan, pembangunan SMP baru akan didirikan di Balikpapan Barat, semoga adanya sekolah baru ini masalah PPDB dapat sedikit bisa teratasi dan pemkot juga dapat mengupayakan menambah ruang belajar baru di setiap sekolah negeri karena persoalan PPDB tidak hanya di Balikpapan barat namun juga terjadi di setiap kecamatan dan juga pemkot harus mengelola sekolah swasta untuk mengatasi polemik PPDB “Perlu diingat disana itu ada sekolah swasta SMP islam Al-ula jangan sampai sekolah swasta ini justru tidak bisa menerima murid, pemkot harus memikirkan hal ini”, Ujar Aminuddin.
Aspirasi lain datang dari Abdul Gafur RT 25 kelurahan sumber rejo mempertanyakan kelangkaan minyak goreng di Kota Balikpapan dan adanya minyak goreng yang berbuih apakah layak untuk dikonsumsi “Dinas perdagangan kok diam saja tentang kelangkaan minyak ini?” Terang Abdul.
Safaruddin dari Dinas Perdagangan Kota Balikpapan menjelaskan fenomena kelangkaan minyak di Balikpapan juga terjadi di Indonesia dan pihaknya telah melakukan peninjauan langsung ke lapangan termasuk ke gudang penyimpanan yang memang tidak ada alias kosong, kepolisian pun turut dilibatkan “memang produksi minyak goreng yang berkurang itu yang jadi masalah , dan sekarang minyak goreng tidak susah ditemui tapi masalah baru yaitu harga, mengenai harga minyak goreng semua diatur oleh kementerian perdagangan RI yang menentukan nilainya jadi itu diluar kendali kita, sekarang begitu dipajang gak ada yang beli, bukan minyak goreng dikeluarin semua tapi gak ada warga yang beli karena faktor harga”, Ujar Safaruddin.