Buka Rakor Pemberantasan Korupsi Terintegrasi Se-Kaltim, Hadi Mulyadi Harap Capaian MCP Tahun ini Meningkat

Loading

BALIKPAPANUPDATE – Sebagai upaya pemberantasan korupsi, Wakil Gubernur Kaltim H. Hadi Mulyadi membuka kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) Kepala Daerah se- Kalikantan Timur terkait pemberantasan korupsi terintegrasi Tahun 2022 bertempat di ruang Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Rabu (9/3/22).

Hadir dalam acara tersebut Inspektur Jenderal Kemendagri, Kepala Perwakilan BPKP, Kepala Kanwil ATR/BPN Provinsi Kaltim, 10 Kepala Daerah Kabupaten/Kota se- Kaltim serta Forkompinda.

Hadi Mulyadi menyampaikan Pemerintah Provinsi Kaltim selalu mendukung penuh upaya pemberantasan korupsi yang didasarkan pada asas kepastian hukum, tertib penyelenggaraan negara, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalisme, profesionalisme dan asas akuntabilitas.

Hal ini sebagaimana yang telah dilakukan Monitoring dan Evaluasi oleh KPK-RI dalam Rencana Aksi Daerah dalam Aplikasi Monitoring Center for Prevention (MCP). Capaian MCP KPK Tahun 2021 pada Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota rata-rata mencapai 65 persen dengan rincian Pemerintah Provinsi Kaltim 82,80 persen.

Selanjutnya, Balikpapan 89,40 persen, Bontang 89,20 persen, Samarinda 70,00 persen, Kab. Kutai Timur 68,60 persen, Kab. Paser  67,40 persen, Kab. PPU  60,30 persen, Kab. Kutai Kartanegara 57,40 persen, Kab. Berau 51,70 persen, Kab. Kutai Barat  46,00 persen, dan Kab. Mahakam Ulu  33,10 persen.

“Kalau dibandingkan dengan Tahun 2021, dimana capaian rata-rata sebesar 52,60% dan pada tahun 2021 ini mengalami kenaikan yaitu sebesar 65 persen,” ucap Hadi Mulyadi dalam sambutannya.

Wagub berharap kepada Pemerintah Kab/Kota se Kalimantan Timur yang capaian MCP Tahun 2021 masih rendah diharapkan pada Tahun 2022 dapat ditingkatkan lagi capaiannya dan yang capaiannya sudah tinggi diharapkan dapat dipertahankan serta ditingkatkan lagi capaiannya.

“Harapan kami kedepan indikator-indikator tersebut bukan indikator formal saja , tetapi bersama-sama membangun Kaltim dan Indonesia yang lebih baik,”Ujarnya.

Hadi merasa sangat bersyukur ketika Kaltim ditetapkan sebagai IKN mengingat selama bertahun-tahun APBD Kaltim hanya Rp15 Triliun. Padahal secara luas, kurang lebih sama dengan pulau Jawa.

“Saya tahu APBD 6 Pemda di Provinsi Jawa kalau digabung bisa mencapai Rp 600 Triliun atau 60% APBD ada di Jawa. Sementara, kami jauh dibawahnya. InsyaAllah ketika kami ditetapkan sebagai IKN, pembangunan tidak lagi hanya berpusat di Jawa, tetapi Indonesia sentris,”Urainya (dk/bu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!