BALIKPAPANUPDATE – Rencana pemindahan ibu kota Indonesia ke Kalimantan Timur sudah masuk tahap finalisasi. Hal tersebut diungkapkan Wakil Bupati Penajam Paser Utara, Hamdam, pada Kamis, 21 Januari 2021. Menurutnya, Rancangan utama (master plan) dan rencana detail ruang ibu kota baru (detail plan) telah dirampungkan Bappenas “Rancangan Undang-Undang (RUU) ibu kota baru sudah selesai dan telah masuk antrean program legalisasi nasional. Jadi prioritas untuk dibahas Dewan Perwakilan Rakyat”, Terang Hamdan.
Seluruh persyaratan untuk pemindahan ibu kota negara tinggal menunggu keputusan Presiden Joko Widodo dan pengesahan regulasi dari DPR.Menurut Hamdam, Bappenas menyatakan pembangunan ibu kota negara baru bisa dilakukan kapan saja sesuai keputusan politik presiden “Tentunya ini kabar baik, karena penyusunan induk pembangunan kawasan ibu kota baru terus berlanjut,” Imbuhnya. Meski pandemic Covid-19, pemerintah pusat disebut tetap serius selesaikan dasar-dasar persiapan pemindahan ibu kota. Hamdan berharap pembangunan di Penajam Paser Utara, seperti infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan akan lebih merata bila ibu kota dipindahkan.
Mengenai anggaran pemindahan ibu kota Negara, Kemenkeu mengalokasikan surat utang surat berharga syariah negara atau SBSN untuk pembiayaan inranstruktur tahun ini sebesar Rp 27,58 Triliun dimana dana tersebut ditujukan untuk 11 kementrian dan lembaga.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman menuturkan jatah anggaran terbesar dari sektor transportasi nilainya Rp 16,21 Triliun, Pendidikan Rp 4,32 triliun, sumber daya air Rp 4,23 triliun, sosial/perumahan Rp 1,75 triliun, riset dan teknologi Rp 1,07 triliun, serta proyek PUPR yang baru direalisasikan tahun ini Rp 9,18 Triliun “Alokasi terbesar pada sektor transportasi, terutama karena adanya penugasan kepada Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan untuk penguatan konektivitas dan dukungan logistik di 2021,”Ungkapnya. Sementara alokasi SBSN untuk proyek strategis nasional 2021 adalah pemindahan ibu kota negara baru di Kalimantan Timur, yaitu Bandara APT Pranoto dan Jembatan Pulau Balang. Lalu jembatan udara papua, rel dwiganda Manggarai-Cikarang, rel dwiganda selatan Jawa, serta STP ITB dan IPB. Pada 2020, realisasi kinerja SBSN 2020 untuk proyek pembangunan sebesar 90,96 persen.
Alokasinya pada tahun itu dengan total Rp 23,29 triliun yang termasuk alokasi luncuran 2019. Kementerian/lembaga dengan realisasi terendah adalah Lapan sebesar 44,86 persen dan LIPI 59,11 persen. “Ini cukup memuaskan. Namun, kita jangan berhenti di situ. Masih banyak yang harus ditingkatkan dalam SBSN,” kata Luky. (*)