BALIKPAPAN UPDATE – Persiba Balikpapan kembali gagal meraup poin penuh saat laga away. Bahkan terkesan sudah terbiasa untuk kalah di laga tandang. Padahal materi putaran pertama dengan saat ini jauh berbeda. Bukannya membawa perubahan, namun tetap sama saja. Bermain di Stadion Gelora Supriyadi, Blitar, Selasa (4/9) malam, Beruang Madu takluk 2-0 atas tuan rumah Blitar United. Hasil ini membuat Persiba tak mampu membalaskan kekalahan di putaran pertama saat tampil di Batakan dengan skor 0-2.
Ya pada babak pertama, The Black Cats -julukan Blitar- memang tampil ngotot. Bahkan sejak menit awal dibunyikan, mereka langsung tampil menekan. Berbagai upaya yang dilancarkan, namun tak satupun berbuntut menjadi gol. Beruntung pada di penghujung babak pertama, Blitar berhasil membuka kran gol. Adalah M Rifki yang berhasil melesatkan bola melalu titik putih pada penghujung babak pertama tepatnya menit 46. Skor 1-0 pun sekaligus menutup pertandingan babak pertama. Namun, penalti yang didapat tuan rumah, sedikit kontroversi lantaran Aang Suparman tidak terlihat melakukan kontak badan di area kotak penalti.
“Babak pertama kami main bagus, tapi kenapa bisa dikasih penalti menit 46 itu. Sudah jelas tidak ada pelanggaran. Inilah yang membuat sepakbola rusak,” jelas Haryadi saat jumpa wartawan.
DI babak kedua, bukannya membalas ketertinggalan, Heri Susilo cs justru tetap tertekan. Bahkan gol kedua bagi tuan rumah kembali tercipta. Kali ini giliran Gufron pada menit 69. Memaksimalkan serangan balik cepat, Gufron memaksimalkan counter attack melalui sisi kanan. Dengan tendangan kerasnya, Aji Bayu tak mampu dihalau. Kemenangan dua gol pun sekaligus menutup pertandingan.
Kekalahan ini memang membuat mantan Diklat Salatiga geram. Bahkan usahanya bersama anak asuhnya terbilang sia-sia. Memiliki waktu libur sebentar dan menjalankan latihan dengan keras sepertinya sangat percuma. Meski bermain sangat bagus, tetap juga akan kalah dengan kepemimpinan wasit. “Katanya laga di Blitar wasitnya yang memimpin bagus. Kok tadi gak begitu, malah dicurangin. Kecewa dengan kepemimpinan wasit. Capek kami latihan,” ujarnya.
Atas kepemimpinan wasit asal Jawa Barat, Mulyana tersebut ia pun berencana akan mengadu ke PT Liga Indonesia Baru (LIB). Ia menjelaskan masih banyak wasit yang memimpin lebih bagus dari Mulyana. “Gak usah digunakan lagi wasit seperti itu. Bisa rusak sepakbola Indonesia