BALIKPAPAN UPDATE – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR) yang bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Pemerintah Kota Balikpapan menyelenggarakan sistem penyediaan air minum (SPAM) telah merampungkan pembangunan Bendungan Teritip pada akhir tahun 2016
Bendungan yang dibangun sejak 2013 itu memiliki luas hampir 300 hektare. Sementara luas genangannya mencapai 94,80 hektare, dengan kapasitas tampung 2,4 juta meter kubik. Dalam keadaan normal, elevasi air bisa mencapai 8 meter dari ketinggian dinding 10,5 meter.
Awalnya, pengerjaan fisiknya mengalami kendala. Yakni, pemkot terkendala pembebasan lahan untuk tapak, dinding bendungan, daerah resapan, maupun hutan penyangganya. Bahkan, persoalan pembebasan lahan itu hingga kini belum selesai.
PT Waskita Karya Tbk selaku kontraktor mengerjakan fisik bendungan pada 2014-2016. Pembangunan ini menelan biaya sekira Rp 270 miliar. Seluas 178 hektare dibiayai APBN, sementara 122 hektare dengan biaya APBD Balikpapan.
“Saat itu kami dapat dukungan pembebasan lahan dari APBN. Ini luar biasa. Biasanya pembebasan lahan itu sepenuhnya ditanggung pemerintah daerah,” kata Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi.
Bahkan, Presiden Joko Widodo pun terus memberi perhatian terhadap pembangunan Bendungan Teritip. Ini terbukti dari kunjungan mantan gubernur DKI Jakarta tersebut ke Kota Balikpapan untuk meresmikan Bendungan Teritip, beberapa waktu lalu.
“Pak Presiden juga kerap menanyakan perkembangan Teritip. Saya katakan lancar, Pak. Kami bisa membuktikan pada Presiden bahwa sekarang sudah bisa kita isi,” kata Rizal.
Kendati nantinya ada pasokan air dari bendungan, bukan berarti seluruh kebutuhan air di Balikpapan telah terpenuhi. Kebutuhan air bersih bagi Balikpapan akan terus bertambah. Sebab, kebutuhan air pada 2020 diproyeksi mencapai 2.000 liter per detik.
Dibayangi defisit air, pemkot berupaya mendapatkan pasokan tambahan. Baik itu dari embung air maupun waduk yang lain. “Selain Bendungan Teritip, saat ini kita juga mengupayakan pembangunan Embung Aji Raden di wilayah Lamaru, dengan harapan mampu memasok 150 liter per detik,” aku Rizal.
Sementara itu Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III, Arief Rachman mengatakan, nantinya pasokan dari Bendungan Teritip dan Embung Aji Raden dapat menjadi pasokan tambahan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Balikpapan. Diyakini, Kota Balikpapan akan mendapat tambahan pasokan air baku 250 liter per detik setelah Bendungan Teritip dioperasikan.